Minggu, 20 Februari 2011

Bambang Sumantri & Sukasrana

Adalah sebuah pertapaan yg bernama Ardisekar, yg dihuni Resi Wisanggeni beserta dua putranya yakni Bambang Sumantri dan adiknya Sukasrana. Sumantri adalah seorang pemuda berparas menawan, sedangkan Sukasrana berbadan kontet dan bermuka seperti raksasa, dengan warna kulit gelap. Meskipun demikian, kedua kakak beradik ini amat saling mengasihi satu sama lain, serta memiliki perilaku yg santun dan budi pekerti yang luhur. Baik Sumantri maupun Sukasrana banyak memperoleh ajaran2 dan ilmu dari ayahandanya, Resi Wisanggeni, sehingga mereka tumbuh menjadi dua anak yg tangguh dan sakti.

Suatu ketika, Sumantri dan Sukrasana sedang berjalan jalan di dalam hutan, seperti yg sering mereka lakukan. Sukarsana yang bertubuh kecil kelelahan dan minta istirahat & tidur sejenak. Saat isitirahat itu kebetulan muncul seorang raksasa yg kelaparan dan menyerang mereka berdua. Setelah memindahkan Sukasrana ke tempat yang aman Sumantripun bertarung melawan makhluk tsb, dan berhasil mengalahkannya meskipun sempat kerepotan dan nyaris kalah, namun untungnya ia memperoleh bantuan dari Betara Indra yg datang dari kahyangan dan menganugerahi panah Cakrabiswara kepadanya.

Manakala Sumantri kembali ke tempat adiknya ditidurkan, ia sangat terkejut melihat binatang2 buas di dalam hutan ternyata berkumpul disekeliling Sukarsana menjaga keselamatannya. Atas keheranan Sumantri Sukarsana menjawab bahwa ia tidak memiliki ajian apapun, hanya selama hidupnya dia tak pernah mengganggu ataupun melukai binatang2 sekecil apapun. Kedua bersaudara kemudian pulang ke padepokan untuk menceritakan kejadian ini kepada Resi Wisanggeni. Oleh sang resi dijelaskan bahwa orang yang memiliki senjata Cakrabiswara merupakan orang yg dikasihi Betara Wisnu, sementara yang dilindungi binatang2 liar artinya adalah orang yang berbudi amat luhur dan juga orang yg dikasihi Betara Dharma.

Beberapa waktu setelah itu, Sumantri menyampaikan niatnya pada Resi Wisanggeni bahwa ia ingin menggunakan & mengamalkan ilmunya untuk melayani sesama umat manusia dan dia meminta ijin kepada Resi Wisanggeni untuk meninggalkan padepokannya. Dengan berat hati Resi Wisanggeni memberi ijin, tapi Sumantri diharuskan mengabdi kepada Raja Maespati Prabu Arjuna Sasrabahu yang terkenal adil bijaksana. Karena kasihan pada adiknya, Sumantri sengaja tidak mengajak Sukarsana karena takut dia akan dicemooh akibat penampilan dan wajahnya. Pada suatu hari di pagi yang belum sempurna, ia berangkat ke arah utara. Ia
tinggalkan Sukrasana adiknya, bocah bajang yang buruk rupa itu. "Aku sengaja pergi pagi-pagi benar pada saat kau masih lelap. Maafkan aku, adikku..." kata Sumantri pada hari kepergiannya itu, penuh rasa haru, di samping tempat tidur adiknya.

Ketika bangun, Sukarsana bingung karena kakaknya telah menghilang. Sukarsana bertanya kepada Resi Wisanggeni kemana kakaknya menghilang. Ketika diberitahu ayahandanya perihal kepergian kakaknya, Sukarsana tidak rela berpisah dengan kakaknya dan memutuskan untuk mencari kakaknya di Maespati. Dalam perjalanannya, Sukarsana merasa kelelahan dan berisitrahat di sebuah pohon besar yang teduh. Tiba2 dia dikejutkan oleh suara besar dari dalam pohon itu. Suara itu berasal dari Candra Birawa yang sedang menunggu kedatangan kekasih Betara Dharma supaya dirinya bisa menitis kedalam tubuh Sukarsana. Sukarsana menjadi bingung dan bertanya mengenai asal usul Candra Birawa. Candra Birawa pun menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya diciptakan dari gabungan raksasa2 yang menyerang Swargaloka. Raksasa2 itu punah dikalahkan oleh para dewata tapi oleh Betara Guru dihidupkan kembali menjadi satu badan dan diberi nama Candra Birawa. Tapi Candra Birawa tidak boleh sembarangan berkeliaran di mayapada, dia diharuskan bersatu dengan kekasih/keturunan Betara Dharma karena di tangan orang yang salah, Candra Birawa sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kekacauan di mayapada.

Meski telah dijelaskan asal usulnya, Sukarasana masih sangsi untuk memperbolehkan Candra Birawa untuk masuk berdiam dalam tubuhnya. Candra Birawa kemudian menjelaskan bahwa jika tubuhnya menjadi satu, Sukarsana akan menjadi lebih sehat dan kuat, selain itu jika dalam kesulitan Sukarsana tinggal singkep memanggil Candra Birawa dan dirinya akan segera muncul untuk membantu. Dalam pertarungan, Candra Birawa sangat sakti karena setiap tetes darahnya akan menjadi Candra Birawa baru. Sukarsana pun setuju dan memperbolehkan Candra Birawa untuk masuk ke dalam tubuhnya. Dalam hatinya, Sukarsana berpikir bahwa Candra Birawa ini lebih cocok jika diberikan kepada kakaknya Sumantri, orang yg amat dicintainya, yg sebelumnya tidak pernah berpisah dari dirinya.....

Di tengah hutan Sukasrana bertemu dengan Sumantri yang sedang sedih, karena harus memenuhi persyaratan Prabu Arjuna Sasrabahu, memindahkan taman Sriwedari ke negara Maespati bila pengabdiannya ingin diterima. Sukasrana bersedia menolong kakaknya, dengan syarat ia boleh ikut mengabdi di Maespati.

Tapi setelah taman Sriwedari berhasil dipindahkan, Sumantri ingkar janji, bahkan tanpa sengaja Suskarana mati terbunuh oleh panah Sumantri. Sebelum ajal, Sukasrana bersumpah akan hidup bersama-sama dengan Sumantri dalam Nirwana, dan kematiannya akan dibalasnya melalui seorang raja raksasa.

sumber: www.kaskus.us, www.wikimu.com, kosasih